-->

Pengaruh Pemberian ZPT Terhadap Stimulasi Pembungaan Tanaman Mawar (Rosa sp)



PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanaman hias mencakup semua tumbuhan, baik berbentuk merambat, semak, perdu, ataupun pohon, yang sengaja ditanam orang sebagai komponen taman, kebun rumah, penghias ruangan, upacara, komponen riasan/busana, atau sebagai komponen karangan bunga. Bunga potong pun dapat dimasukkan sebagai tanaman hias. Dalam konteks umum, tanaman hias adalah salah satu dari pengelompokan berdasarkan fungsi dari tanaman hortikultura. Bagian yang dimanfaatkan orang tidak semata bunga, tetapi kesan keindahan yang dimunculkan oleh tanaman ini. Selain bunga (warna dan aroma), daun, buah, batang, bahkan pepagan dapat menjadi komponen yang dimanfaatkan. Sebagai contoh, beberapa ranting tumbuhan yang mengeluarkan aroma segar dapat diletakkan di ruangan untuk mengharumkan ruangan dapat menjadikannya sebagai tanaman hias (Indah, 2014).
            Budidaya tanaman adalah usaha pengembangan tanaman dengan memanfaatkan media tumbuhan. Budidaya tanaman saat ini banyak macamnya, salah satunya adalah budidaya tanaman hias. Tanaman hias mencakup semua tanaman yang memiliki bentuk dan kesan indah yang sengaja di tanam dengan maksud dan tujuan tertentu. Pemanfaatan tanaman hias tidak hanya terpaku pada bunga saja, tapi juga mencakup buah, daun dan tangkai/ranting dapat menjadi faktor keindahan tanaman hias. Budidaya tanaman hias tidak hanya menjadi hobi semata, tapi juga dapat menjadi peluang usaha. Bagi yang memiliki hobi bercocok tanaman mungkin akan tertarik dengan usaha ini. Tidak sulit untuk memulai usaha ini, dengan keuletan dan ketekunan bisa menghasilkan penghasilan yang cukup lumayan. Tentu saja tidak dalam waktu yang singkat, diperlukan proses yang cukup lama. Tapi jika hasil budi daya tanaman hias yang anda tanam bagus maka cukuplah untuk anda merasa puas. Yang perlu anda lakukan adalah mempelajari cara budidaya tanaman hias agar tidak salah dalam penerapannya (Ferial, 2014).
Mawar (Rosa hybrida L.) merupakan bunga yang sangat digemari, diketahui keberadaannya berdasarkan fosil mawar pada batuan di Colorado sekitar 40 juta tahun yang lalu. Mawar yang dijuluki ratu dari segala bunga ini dikenal karena keindahan dan keharumannya. Pada umumnya budi daya mawar masih dilakukan pada lahan yang relatif sempit dengan teknologi konvensional. Keterbatasan kultivar unggul merupakan salah satu kendala dalam pengembangan mawar. Oleh karena itu perbaikan kultivar mawar melalui pemuliaan merupakan langkah yang diprioritaskan di Indonesia. Penciptaan dan pengembangan kultivar-kultivar baru melalui pemuliaan diorientasikan pada perluasan keragaman dan kualitas bunga untuk memenuhi konsumen dalam negeri dan untuk ekspor  (Muhit, dkk, 2008).
Pembungaan suatu tanaman ternyata sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, sehingga dikatakan bahwa produksi organ reproduktif pada suatu tanaman melibatkan bermacam-macam peristiwa fisiologis dan morfologis yang mengarah pada pembungaan dan pembuahan sebagai respon tanaman terhadap faktor lingkungan. Pada kondisi ini stimulus faktor luar dapat memacu induksi pembungaan tanaman, suatu perubahan fisiologis akan memungkinkan perkembangan primordial organ reproduktif. Perubahan ini untuk sampai pada kondisi tanaman dapat nyata membentuk bunga yang terlihat oleh mata yang memerlukan waktu beberapa hari, minggu bahkan bulan. Faktor lingkungan yang dapat mendorong ke induksi pembungaan diantaranya adalah temperature yang kita kenal stimulasi oleh temperature rendah atau vernalisasi. Tetapi ada pula yang dipengaruhi oleh temperature malam yang rendah diikuti oleh periode temperature tinggi secara berulang, kondisi ini dikenal dengan istilah thermoperiodism, panjang malam (niktoperiode) yang secara umum dikenal sebagai pengaruh panjang hari/siang, kimiawi dan status nutrisi (Putri, 2012).
Tanaman merupakan suatu mata rantai utama dalam kehidupan manusia dan merupakan salah satu komoditas yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Jika dibudidayakan dengan benar, tanaman sangat bermanfaat bagi manusia, karena dapat menjadi sumber makanan, obat-obatan, penyedia udara segar, menahan penguapan air, atau mempercantik pekarangan rumah. Kebutuhan masyarakat kota besar terhadap tanaman hias semakin hari semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya pembangunan rumah dan meningkatnya kesadaran masyarakat pada manfaat tanaman. Selain penjualan, bisnis tanaman hias juga diramaikan dengan usaha penyewaan tanaman. Konsumen yang dituju adalah hotel, kantor, rumah sakit dan restoran hingga pusat perbelanjaan. Nyaris tidak ada gedung perkantoran yang tidak dihiasi tanaman hidup. Bahkan kini, pengusaha rental tanaman hias juga memasarkan ke event dekorasi seminar, pameran dan perkawinan (Adelita, dkk, 2010).
Tujuan Praktikum
            Untuk mengetahui pengaruh pemberian ZPT terhadap stimulasi pembungaan tanaman mawar (Rosa sp).
Kegunaan Praktikum
1.        Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikal test pada Praktikum Budidaya Tanaman Hias di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
2.        Sebagai sumber informasi bagi yang membutuhkan.

 
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi Tanaman
            Klasifikasi tanaman mawar:
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Rosanales
Family             : Rosaceae
Genus              : Rosa
Spesies            : Rosa sp (Rony, 2012).
Botani Tanaman
Akar
            Bunga mawar memiliki akar yang berserabut dan memanjang kebagian bawah, bentuk akar bunga mawar bulat memanjang dan berwarna kecoklatan muda dan tua. Akar tanaman ini memiliki fungsi utama bagi bunga mawar yaitu untuk menyokong tanaman agar tetap tegak dan berdiri, serta menyerap unsur hara dan air yang ada di dalam tanah dengan maksimal (Kurniawati, 2011).
Batang
            Bunga mawar memiliki batang bulat memanjang dan tidak beraturan. Batang bunga mawar ini berduri, bercabang – cabang berwarna kecoklatan, kehijauan lumut dan juga abu-abu. Batang bunga mawar ini memiliki peran yang sangat penting untuk tanaman yaitu menyokong cabang dan bunga pada tanaman. Selain itu, batang tanaman ini juga memiliki diameter yang sangat kecil dan juga sangat rentan terhadap predator besar yang menyerang. Bunga mawar memiliki akar yang berserabut dan memanjang kebagian bawah, bentuk akar bunga mawar bulat memanjang dan berwarna kecoklatan muda dan tua. Akar tanaman ini memiliki fungi utama bagi bunga mawar yaitu untuk menyokong tanaman agar tetap tegak dan berdiri, serta menyerap unsur hara dan air yang ada di dalam tanah dengan maksimal (Heru, 2016).
Daun
            Bunga mawar memiliki daun majemuk yang terdiri dari 5-9 anakan daun yang terdapat dalam satu cabang. Daun pada bunga mawar memiliki bentuk bulat kecil memanjang dengan ukuran 2-3 cm meruncing dan ada juga yang berigi. Daun pada bunga mawar memiliki warna hijau muda dan hijau tua yang menopang pada tangkai batang yang terdapat di ujung tangkai dengan panjang 1-2 cm. Sebagian besar spesies mempunyai daun yang panjangnya antara 5-15 cm, dua-dua berlawanan (pinnate). Daun majemuk yang tiap tangkai daun terdiri dari paling sedikit 3 atau 5 hingga 9 atau 13 anak daun dan daun penumpu (stipula) berbentuk lonjong, pertulangan menyirip, tepi tepi beringgit, meruncing pada ujung daun dan berduri pada batang yang dekat ke tanah. Mawar sebetulnya bukan tanaman tropis, sebagian besar spesies merontokkan seluruh daunnya dan hanya beberapa spesies yang ada di Asia Tenggara yang selalu berdaun hijau sepanjang tahun (Aulia, 2014).
Bunga
Bunga mawar ini adalah majemuk yang terkumpul atas benag dan putik, bunga pada tanaman ini memiliki bentuk seperti bulat tetapi memiliki lapisan-lapisan bunga yang terdiri dari 20-26 lapisan bahkan lebih tergantung dengan besar bunga. Bunga pada tanaman ini memiliki warna yang sangat bervariasi dan beragam mulai dari warna putih, merah dan juga kekuningan. Bunga ini adalah salah satu tempat penyerbukan dan pembuahan yang terjadi penyatuan antara benang sari dan putih hingga akan membentuk bakal biji. Bunga terdiri dari 5 helai daun mahkota dengan perkecualian Rosa sericea yang hanya memiliki 4 helai daun mahkota. Warna bunga biasanya putih dan merah jambu atau kuning dan merah pada beberapa spesies. Ovari berada di bagian bawah daun mahkota dan daun kelopak Buah mawar (rose hips) dari Rosa canina (Yunia, 2014).
Buah
            Bunga menghasilkan buah agregat (berkembang dari satu bunga dengan banyak putik) yang disebut rose hips. Masing-masing putik berkembang menjadi satu buah tunggal (achene), sedangkan kumpulan buah tunggal dibungkus daging buah pada bagian luar. Spesies dengan bunga yang terbuka lebar lebih mengundang kedatangan lebah atau serangga lain yang membantu penyerbukan sehingga cenderung menghasilkan lebih banyak buah. Mawar hasil pemuliaan menghasilkan bunga yang daun mahkotanya menutup rapat sehingga menyulitkan penyerbukan. Sebagian buah mawar berwarna merah dengan beberapa perkecualian seperti Rosa pimpinellifolia yang menghasilkan buah berwarna ungu gelap hingga hitam (Riana, 2012).
Biji
            Biji pada bunga mawar ini terdapat di bagian bunga, sehingga tidak tampak jelas jika melihatnya dari jauhan. Biji tanaman ini di lindungi oleh buah yang membungkus biji, biji pada tanaman ini memikiki bentuk bulat, oval memanjang berkukuran sangat kecil. Memiliki warna kecoklatan hingga kehitaman, serta di bagian dalamnya berwarna keputian dan kecoklatan (Sikmiyanti, 2012).
Syarat Tumbuh
Iklim
            Angin, dalam budidaya Mawar, angin tak mengubah dalam pergantian bunga mawar. Curah hujan, untuk pergantian bunga mawar yang baik kisaran curah hujan yaitu 1500-3000 mm/thn. Tengah penyinaran matahari yang dibutuhkan oleh tanaman Mawar pada 5-6 jam/hari. Di daerah cukup cahaya matahari, mawar bakal rajin serta lebih cepat berbunga dan berbatang kokoh. Cahaya matahari pagi tambah baik daripada cahaya matahari sore, yang bisa mengakibatkan tanaman kering. Tanaman mawar memiliki daya penyesuaian sangatlah luas pada lingkungan tumbuh, bisa ditanam di daerah beriklim dingin/sub-tropis ataupun di daerah panas/tropis. Suhu hawa sejuk 18-26 derajat C serta kelembapan 70-80 persen (Sugi, 2015).
Tanah
            Penanaman diakukan melalui langkah selekasnya pada tanah melalui langkah permanen di kebun atau didalam pot. Tanaman mawar pas pada tanah liat berpasir (kandungan simak 20-30 persen), subur, gembur, banyak bahan organik, aerasi serta drainase baik. Pada tanah latosol, andosol yang mempunyai tanda sinyal fisik serta kesuburan tanah yang cukup baik. Derajat keasaman tanah yang ideal yaitu PH=5, 5-7, 0. Pada tanah asam (pH 5, 0) butuh pengapuran kapur Dolomit, Calcit atupun Zeagro dosis 4-5 ton/hektar. Pemberian kapur mempunyai maksud untuk menaikan pH tanah, menaikkan unsur-unsur Ca serta Mg, kerjakan perbaikan kehidupan mikroorganisme, kerjakan perbaikan bintil-bintil akar, kurangi keracunan Fe, Mn, serta Al, dan menaikkan ketersediaan unsur- unsur P serta Mo. Tanah berpori-pori sangatlah diperlukan oleh akar mawar. Di daerah tropis seperti Indonesia, tanaman mawar bisa tumbuh serta produktif berbunga di dataran rendah hingga tinggi (pegunungan) rata-rata 1500 m dpl. Hingga tanaman Mawar pas buat jadi juga sebagai tanaman agrobisnis andalan (Fauzi, 2014).
Peranan ZPT
            Zat pengatur tumbuh (ZPT) merupakan hormon sintetis dari luar tubuh tanaman. Zat pengatur tumbuh memiliki fungsi untuk merangsang perkecambahan, pertumbuhan akar, dan tunas. Zat pengatur tumbuh dapat dibagi menjadi beberapa golongan yaitu auksin, sitokinin, giberelin, dan inhibitor. Zat pengatur tumbuh golongan auksin adalah Indol Asam Asetat (IAA), Indol Asam Butirat (IBA), Naftalen Asam Asetat (NAA), dan 2,4 D Dikhlorofenoksiasetat (2,4 D). Zat pengatur tumbuh yang termasuk golongan sitokinin adalah Kinetin, Zeatin, Ribosil, Benzil Aminopurin (BAP) atau Benziladenin (BA). Zat pengatur tumbuh golongan giberelin yaitu GA 1, GA 2, GA 3, GA 4, sedangkan ZPT yang termasuk golongan inhibitor adalah fenolik dan asam absisik. Zat pengatur tumbuh dapat mempengaruhi aktivitas jaringan pada berbagai organ atau sistem organ tanaman. Zat pengatur tumbuh tidak memberi tambahan unsur hara karena bukan pupuk. Fungsi ZPT dalam jaringan tanaman adalah mengatur proses fisiologis pembelahan dan pemanjangan sel, serta mengatur pertumbuhan akar, batang, daun, bunga, dan buah (Beza, 2016).

 
BAHAN DAN METODE 
Tempat dan Waktu
            Tempat pelaksanaan Praktikum Budidaya Tanaman Hias dilakukan dilahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Jalan Tuar Kecamatan Amplas Medan, dengan ketinggian tempat ± 27 meter dari permukaan laut.
            Waktu pelaksanaan Praktikum Budidaya Tanaman Hias di laksanakan pada hari Rabu, 01 Maret 2017, pukul 07.45 WIB s/d selesai.
Bahan dan Alat
            Bahan yang digunakan pada praktikum Budidaya Tanaman Hias yaitu tanaman mawar (Rosa sp), ZPT “Growtone” dan air.
            Alat yang digunakan pada praktikum Budidaya Tanaman Hias yaitu Hendsprayer, pisau cutter, polybag, plank nama, gambar, meteran dan alat-alat tulis.
Cara Kerja
1.        Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum.
2.   Potonglah beberapa cabang tanaman mawar (Rosa sp) dengan menggunakan pisau cutter.
3.    Untuk perlakuan pertama semprotkan ZPT “Growtone” kecabang mawar yang sudah dipotong, dan perlakuan ke dua tanpa diberi perlakuan apa pun.
4.        Berilah tanda pada masing-masing perlakuan.
5.   Buatlah tabel dan lakukan pengamatan setiap minggu sebanyak 4 kali untuk pertumbuhan tanaman mawar (Rosa sp).


HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
            Adapun hasil dari praktikum Budidaya Tanaman Hias berupa tabel pengamatan yang dilakukan tiap minggunya adalah sebagai berikut:
Tabel 1.  Data Pengamatan jumlah tunas dan jumlah bunga pada tanaman Mawar (Rosa sp) 1 MST dengan perlakuan ZPT Pada Tanggal 08 Maret 2017.
No
Keterangan
Sampel
Æ©
Rata-Rata
1
2
3
4
5
1
Jumlah Bunga
2
Jumlah Tunas

Tabel 2.  Data Pengamatan jumlah tunas dan jumlah bunga pada tanaman Mawar (Rosa sp) 1 MST tanpa perlakuan ZPT Pada Tanggal 08 Maret 2017.
No
Keterangan
Sampel
Æ©
Rata-Rata
1
2
3
4
5
1
Jumlah Bunga
2
Jumlah Tunas

Tabel 3.  Data Pengamatan jumlah tunas dan jumlah bunga pada tanaman Mawar (Rosa sp) 2 MST dengan perlakuan ZPT Pada Tanggal 15 Maret 2017.
No
Keterangan
Sampel
Æ©
Rata-Rata
1
2
3
4
5
1
Jumlah Bunga
–`
2
Jumlah Tunas
6
6
5
2
2
21
4.2

Tabel 4.  Data Pengamatan jumlah tunas dan jumlah bunga pada tanaman Mawar (Rosa sp) 2 MST tanpa perlakuan ZPT Pada Tanggal 15 Maret 2017.
No
Keterangan
Sampel
Æ©
Rata-Rata
1
2
3
4
5
1
Jumlah Bunga
2
Jumlah Tunas
2
2
8
2
2
16
3.2

Tabel 5.  Data Pengamatan jumlah tunas dan jumlah bunga pada tanaman Mawar (Rosa sp) 3 MST dengan perlakuan ZPT Pada Tanggal 22 Maret 2017.
No
Keterangan
Sampel
Æ©
Rata-Rata
1
2
3
4
5
1
Jumlah Bunga
2
Jumlah Tunas
6
6
5
2
2
21
4.2

Tabel 6.  Data Pengamatan jumlah tunas dan jumlah bunga pada tanaman Mawar (Rosa sp) 3 MST tanpa perlakuan ZPT Pada Tanggal 22 Maret 2017.
No
Keterangan
Sampel
Æ©
Rata-Rata
1
2
3
4
5
1
Jumlah Bunga
2
Jumlah Tunas
2
2
8
2
2
16
3.2

Tabel 7.  Data Pengamatan jumlah tunas dan jumlah bunga pada tanaman Mawar (Rosa sp) 4 MST dengan perlakuan ZPT Pada Tanggal 29 Maret 2017.
No
Keterangan
Sampel
Æ©
Rata-Rata
1
2
3
4
5
1
Jumlah Bunga
2
2
0.4
2
Jumlah Tunas
6
6
5
2
2
21
4.2

Tabel 8.  Data Pengamatan jumlah tunas dan jumlah bunga pada tanaman Mawar (Rosa sp) 4 MST tanpa perlakuan ZPT Pada Tanggal 29 Maret 2017.
No
Keterangan
Sampel
Æ©
Rata-Rata
1
2
3
4
5
1
Jumlah Bunga
2
Jumlah Tunas
5
2
8
­2
2
19
3.8
Keterangan:
          : Belum muncul

Pembahasan
            Berdasarkan hasil pengamatan untuk pengamatan jumlah tunas dan jumlah bunga baik dengan perlakuan ZPT  dan tanpa perlakuan ZPT untuk 1 MST belum menunjukkan tanda-tanda tumbuhnya bunga dan pertunasan di bagian cabang yang di potong. Untuk 2 MST dengan perlakuan ZPT pertumbuhan untuk jumlah bunga belum ada tanda-tanda kemunculan bunga, serta untuk jumlah tunas yang paling banyak yaitu pada sampel ke 1 dan ke 2 dengan jumlah sama-sama 6 dan yang paling sikit itu sampel ke 4 dan ke 5 dengan jumlah sama-sama 2 selanjutnya untuk 2 MST tanpa perlakuan ZPT pertumbungan untuk jumlah bunganya masih sama juga belum ada tanda-tanda kemunculan bunga. Untuk 3 MST  itu semua hasilnya baik dengan perlakuan ZPT maupun tanpa perlakuan ZPT yaitu sama dengan MST ke 2 tinggal Cuma terjadi perbedaan di tinggi dan diameter tunas makin meningkat dari yang sebelumnya. Lalu untuk 4 MST ada sedikit perbedaan dimana telah muncul bunga pada sampel 1 dengan kemunculan 2 bunga dan selebihnya bunga belum muncul juga serta untuk jumlah tunasnya masih tetap sama dengan 3 MST sebelumnya sedangkan untuk 4 MST tanpa perlakuan ZPT masih belum muncul juga bunga nya akan tetapi untuk jumlah tunasnya untuk sampel 1 bertambah 3 tunas menjadi 5 tunas dan selebihnya masih tetap sama dengan MST ke 3. Dari pengamatan ini dapat dilihat bahwa ZPT sangan berpengaruh terhadap pertumbuhan bunga dan tunas untuk tanaman  bunga mawar (Rosa sp) karena didalam ZPT ini terdapat hormon-hormon yang dapat meningkatkan pertumbuhan tunas dan bunga dibandingkan dengan tanpa perlakuan ZPT untuk proses pertumbuhan tunas dan bunganya pasti lebih lambat pertumbuhan bunga maupun tunasnya ini sesuai dengan pendapat (Beza, 2016) bahwa zat pengatur tumbuh dapat mempengaruhi aktivitas jaringan pada berbagai organ atau sistem organ tanaman. Zat pengatur tumbuh tidak memberi tambahan unsur hara karena bukan pupuk. Fungsi ZPT dalam jaringan tanaman adalah mengatur proses fisiologis pembelahan dan pemanjangan sel, serta mengatur pertumbuhan akar, batang, daun, bunga, dan buah. Zat pengatur tumbuh (ZPT) merupakan hormon sintetis dari luar tubuh tanaman. Zat pengatur tumbuh dapat dibagi menjadi beberapa golongan yaitu auksin, sitokinin, giberelin, dan inhibitor.

 
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
            Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Budidaya Tanaman Hias Mawar (Rosa sp) yaitu:
1.      Dari hasil pengamatan pengaruh ZPT paling baik pertumbuhannya dibanding kan tanpa perlakuan ZPT.
2.   ZPT berpengaruh terhadap pertumbuhan tunas pada 2 MST dengan rata-rata yang didapat 4,2.
3.        ZPT tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan bunga.
4.  Zat pengatur tumbuh dapat dibagi menjadi beberapa golongan yaitu auksin, sitokinin, giberelin, dan inhibitor.
Saran
            Sebaiknya dilakukan perawatan yang rutin agar tanaman yang kita budidayakan dapat tumbuh baik dan sehat sehingga tampak jelas hasil yang kita budidayakan tersebut.


DAFTAR PUSTAKA
Adelita, Hubeis, M dan Kadarisman, D, 2010. Kelayakan Dan Strategi Pengembangan Usaha Pembudidayaan Tanaman Hias Di Kompleks Perumahan Bekasi. Manajemen IKM Vol. 5. No. 1. Hlm. 32 – 41. ISSN: 2085 – 8418.
Aulia, 2014. Morfologi Tumbuhan Praktikum II Daun. http://kimmyaulia.blog spot.co.id/2014/06/morfologi-tumbuhan-praktikum-ii-daun.html.  Diakses pada tanggal 4 Maret 2017.
Beza, 2016. Makalah Fisiologi Tumbuhan. http://beza97.blogspot.co.id/2016 /10/makalah-fisiologi-tumbuhan-tentang.html. Diakses pada tanggal 4 Maret 2017.
Fauzi, 2014. Persyaratan Tumbuh Tanaman Mawar. http://budidayatanaman hortikultura.blogspot.co.id/2014/07/persyaratan-tumbuh-tanaman-mawar. html. Diakses pada tanggal 4 Maret 2017.
Ferial, 2014. Makalah Prakarya Budidaya Tanaman Hias. http://blogsimpleuntuk pelajar.blogspot.co.id/2014/05/makalah-prakarya-budidaya-tanaman-hias. Html. Diakses pada tanggal 27 Maret 2017.
Heru, 2016. Klasifikasi Morfologi Batang. http://st3pbystep.blogspot.co.id/2016 /12/klasifikasi-morfologi-batang-dan.html. Diakses pada tanggal 4 Maret 2017.
Indah, F, 2014. Laporan Tanaman Hias. http://indahandy3.blogspot.co.id/2014/11/ laporan-tanaman-hias.html. Diakses pada tanggal 27 Maret 2017.
Kurniawati, E, 2011. Morfologi Rosa sp. http://hmllampung.blogspot.co.id/2011 /07/morfologi-rosasp.html. Diakses pada tanggal 4 Maret 2017.
Muhit, A dan Qodriyah, L, 2008. Respons Beberapa Kultivar Mawar (Rosa hybrid L.) Pada Media Hidroponik Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Bunga. Buletin Teknik Pertanian. Vol. 11. No. 1.
Putri, M, 2012. Induksi Pembungaan. http://agronomilicious.blogspot.co.id/2012/ 12/induksi-pembungaan.html. Diakses pada tanggal 4 Maret 2017.
Riana, 2012. Morfologi Mawar Rossa sp. http://rianalibi.blogspot.co.id/2012/05/ morfologi-mawar-rossa-sp.html. Diakses pada tanggal 4 Maret 2017.
Rony, 2012. Makalah Bunga Mawar. https://ronyastrajingga041.wordpress.com /2012/10/07/makalah-bunga-mawar/html. Diakses pada tanggal 4 Maret 2017.
Sikmiyanti, 2012. Anatomi Tanaman Mawar. http://sikmiyanti.blogspot.co.id/ 2012/11/anatomi-tanaman-mawar.html. Diakses pada tanggal 4 Maret 2017.
Sugi, 2015. Syarat Tumbuh Tanaman Bunga Mawar. https://indonesiana.tempo. co/read/53342/2015/11/03/sugi362/syarat-tumbuh-tanaman-bunga-mawar. html. Diakses pada tanggal 4 Maret 2017.
Yunia, 2014. Deskripsi Morfologi Dan Manfaat Tumbuhan Mawar (Rosa canina L.). http://lynaquilamalfoy.blogspot.co.id/2014/11/v-behaviorurldefaultvm lo_13.html. Diakses pada tanggal 4 Maret 2017.


 GAMBAR
Gambar 1. Menyiapkan bahan dan alat yang akan digunakan
 



Gambar 2. Melakukan pemotongan cabang mawar (Rosa sp)

Gambar 3. Pemberian ZPT “Growtone” pada cabang mawar

Gambar 4. Cabang mawar yang tanpa perlakuan ZPT
 

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Pengaruh Pemberian ZPT Terhadap Stimulasi Pembungaan Tanaman Mawar (Rosa sp)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel